BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Jumat, 22 Januari 2010

bingung.



ya ..seperti judul tulisan saya diatas, saya pun bingung harus mulai darimana . :))

pokoknya semua ini bermula sejak beberapa tahun lalu ..

menurut saya wajar ketika memasuki lingkungan yang baru kita mencari teman baru di lingkungan yang sama dengan kita. dan saya, walaupun tidak begitu mudah mendapatkan teman yang cocok, namun tidak terlalu susah untuk mencari teman di lingkungan saya yang kecil ini. beberapa orang pun berhasil menjadi teman yang “dekat” dengan saya.

namun ada satu teman, semakin kesini tingkah lakunya semakin membuat bingung.

saya menganggap dia teman, oleh karena itu saya berusaha memberi tahu jika dia salah, atau pun menerima masukan dari dia jika saya memiliki kesalahan. awalnya saya kira dia menerima pendapat saya sebagai masukan yang baik, namun ternyata salah.

tidak ada yang memaksa dia untuk menerima semua masukan saya, tidak ada yang memaksa dia untuk mengikuti semua pendapat saya, bahkan dia bersikap seolah dia memang membutuhkan nasehat dan pendapat saya, semuanya. saya pun sangat senang, itu berarti dia memang menganggap saya orang yang dapat dipercaya, namun ternyata saya salah, banyak sekali yang salah tentang dia.

lama kelamaan, saya menyadari, ternyata saya tidak cocok dengan dia. saya bukan orang yang dengan mudah bersikap seperti tidak terjadi apa-apa setelah mengetahui seseorang berbohong kepada saya. saya bukan orang yang suka memakai “topeng” untuk menutupi semua kekesalan saya. saya lebih nyaman menggunakan cara terang terangan, dengan marah dan memaki-maki misalnya, itu pun kalau sudah melewati batas. namun saya tau dia memiliki banyak masalah (dari ceritanya), dan dia pernah menjadi teman yang sering berbagi cerita dengan saya, saya pun pernah menjadi teman baiknya, orang yang peduli akan semua masalah dia. maka saya pikir saya tidak perlu menambah masalahnya dengan menunjukan sikap kekesalan saya, kekesalan yang sebenarnya sudah sangat menumpuk karena sifat dia yang membuat super sakit hati saya.

dia pun menjauh. tidak tahu kenapa, dan tidak terpikir untuk menanyakan itu. saya pun membiarkannya. toh ternyata itu pilihan dia, ternyata itu yang terbaik menurut dia, apakah perlu saya larang dan saya kekang ? saya bukan ibu nya, saya bukan neneknya, bahkan saya tidak memiliki hubungan darah sedikit pun dengan dia, perlukah saya terus menerus menasehati dia dengan berbagai nasehat yang tidak pernah digubris ?

saya berusaha bersikap baik di depan dia. berusaha tidak melakukan hal yang akan membuat dia kena masalah lagi. dan menurut saya sangat wajar apabila saya masih memiliki rasa sakit hati dengan mengetahui secara perlahan semua hal yang dia lakukan selama ini. dan menurut saya wajar pula saya mencurahkan rasa sakit hati saya kepada teman-teman saya yang sekarang. perlu digaris bawahi : BUKAN NGEGOSIP. apakah itu salah ? apakah dia tertindas ? apakah “kami” mendzolimi dia ? ini semua pilihannya, kalau mau protes, protes pada dirinya sendiri.

beberapa waktu berlalu. saya yang asalnya bukanlah seorang bertopeng, sekarang memakai topeng untuk menjaga perasaan dia. dan saya rasa “kita” memiliki hubungan yang lebih baik dengan begini. namun ternyata saya salah (lagi). yang merasa semua baik-baik saja bukanlah “kita” melainkan “kami”, “kami” disini adalah saya dan teman-teman saya yang sekarang dekat dengan saya.

ternyata saya masih membuat dia kesal. apapun yang saya katakan selalu diberikan prasangka buruk. apa yang harusnya saya lakukan ? apa dengan bersikap baik di depan dia itu salah ? apa saya harus memaki-maki dia dengan membeberkan semua aibnya ? apa itu yang dia mau agar dia tidak berpikir saya menggunakan topeng lagi ? menanyakannya saja saya malas. karena kami sama-sama memakai topeng.

kalau bukan Tuhan yang menghendaki saya untuk tahu, saya tidak akan tahu semua kebenaran ini dengan menghadapi topengnya yang sangat indah. sekarang saya masih bingung dan tidak tahu harus melakukan apa. semoga saja dia akan menyadari semuanya tanpa harus terjadi kejadian yang lebih buruk dari ini semua.

bochan.

0 komentar: